Kamis, 27 Oktober 2016

Yuk Jadi Keluarga Pencetak Generasi Titanium!

Dok. Film Super Didi

"Keluarga adalah pendidik yang pertama dan utama, tapi seringkali yang paling kurang persiapannya." Pagi ini (Rabu, 27 Oktober 2016) saya denger kalimat pencerahan--sekaligus menohok--ini dari Bapak Harris Iskandar, Direktur Jendral Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Ditjen PAUD-DIKNAS). Ya, saya setuju banget dengan statement yang diungkapkan Pak Harris dalam Diskusi Panel WOWSaveID bersama Kemendikbud tersebut. Siap menikah, siap berkeluarga, mestinya siap menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak. Akan tetapi hal ini nampaknya sering terlupakan dan terabaikan.

Diskusi Panel yang dihadiri oleh para pendidik dan pemerhati pendidikan termasuk blogger KOPI ini mengulas berbagai sisi dalam pembangunan Generasi Titanium yang disebut juga GTI 4.0.

Apa itu generasi Titanium? Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia, A.Kasandra Putranto mengungkapkan bahwa sesuai sifat titanium yang merupakan jenis logam terkuat, demikianlah anak-anak kita saat ini diharapkan menjadi generasi yang kuat menghadapi berbagai tantangan masa kini yang makin berat. "Emas bisa meleleh, tidak demikian halnya dengan Titanium," ujar mbak Kasandra. [Baca juga WOW SaveID: Selamatkan Generasi Titanium 4.0]

Suasana diskusi panel WOWSaveID bersama Kemendikbud
Dok. Pribadi

ki-ka: Ibu Arie Bekti Budi Hastuari, Bapak Harris Iskandar, Mbak Kasandra Putranto
Dok. KOPI

Tentunya ada banyak hal yang dibutuhkan untuk membangun generasi Titanium. Seperti kata Pak Harris tadi, pendidikan anak yang pertama dan utama berasal dari lingkup keluarga. Masalahnya, tidak semua keluarga (terutama orangtua) qualified untuk mengasuh dan mendidik anak dengan optimal. "Banyak Ibu di Indonesia yang tidak terdidik dan tidak sehat mentalnya, karena menikah dan melahirkan pun saat masih di bawah umur," ungkap Kasandra. Hmm.. kalau saja untuk jadi seorang Ibu perlu sertifikat seperti halnya guru, pasti banyak banget yang gak lolos kualifikasi yah. Hiks.

Begitu pula halnya dengan sosok Ayah. Banyak pria yang merasa fungsinya sebagai ayah hanya sebagai pencari nafkah. Saya jadi keinget Super Didi [Baca: Super Didi Meriahkan Hari Kartini], film keluarga yang diproduseri oleh Reymund Levy. Film tersebut menampilkan sosok ayah 'super' yang mampu--meski tetap banyak kekurangan--mengasuh anak layaknya ibu. *bikin anaknya kan ayah dan ibu barengan ya, mosok yang ngasuh anak nggak barengan juga? Hihihi. Dari film Super Didi juga saya mendengar istilah PEMBAJAK alias Persatuan Bapak Jaga Anak. salut! alangkah baiknya Ibu dan Ayah sama-sama punya bonding yang kuat dengan anak-anak.

Untuk menjadi ayah dan ibu yang qualified dalam mendidik anak menjadi generasi titanium, kita sebagai orangtua harus terus belajar, bersikap terbuka pada perubahan zaman, serta senantiasa ingat untuk memprioritaskan keluarga. Bekerja dan mencari uang untuk pemenuhan kebutuhan keluarga memang sangat penting, namun tidak sebanding bila karenanya kita mesti mengorbankan relationship dengan anak. "Jangan sampai kita terus berkata 'not now' pada anak, hingga suatu hari anak yang mengatakan 'not now' ketika kita datang kepadanya," kata Kasandra. Ouch.
    
Lebih lanjut, Kasandra juga memaparkan 3 jenis diet yang dipandangnya perlu dilakukan untuk mencetak anak-anak generasi titanium yang kuat menghadapi arus perkembangan zaman:

  1. Diet Makanan, meliputi pengaturan nutrisi yang tepat dan pola makan seimbang.
  2. Diet Pikiran, yakni bagaimana kita 'mengisi' pikiran anak-anak kita dengan hal yang positif--misalnya dengan lebih selektif memilih tayangan yang sehat bagi anak. Selain itu, kita juga perlu memberikan kesempatan pada anak untuk berpikir kreatif dan out of the box.
  3. Diet Perilaku, artinya mendukung anak untuk mengubah perilakunya yang negatif menjadi positif, senantiasa memberikan contoh perilaku yang baik, juga mengajarkan anak mengenai risiko setiap perbuatannya--supaya anak memiliki kontrol internal. Dengan kontrol internal yang baik, anak tidak mudah terpengaruh arus pergaulan negatif di sekelilingnya.


WANTED! TONTONAN SEHAT BAGI GENERASI TITANIUM


Bukan rahasia lagi, anak-anak Indonesia saat ini butuh tontonan yang lebih mendidik. Baik layar kaca maupun layar lebar saat ini didominasi oleh konten yang tidak cocok untuk anak. Minimnya pilihan membuat anak mau tak mau terpapar dengan konten-konten seperti itu. Akibatnya, perkembangan psikologis dan mental anak pun tidak berjalan dengan semestinya; hal ini kerap berdampak negatif pada pikiran dan perilaku anak.

Kegelisahan terhadap minimnya tontonan keluarga (khususnya anak-anak) adalah salah satu faktor utama yang menggerakkan Reymund Levy, penyiar radio sekaligus ayah 2 orang putri, untuk membuat film Super Didi yang tayang beberapa waktu lalu."Saya mau bikin film yang bisa ditonton ayah, ibu, anak, beserta kakek neneknya," papar Mas Rey. Meski mengakui semuanya dilakukan dengan modal nekat, toh akhirnya Reymund Levy mewujudkan impiannya tersebut.

Masih dengan semangat yang sama--memberikan alternatif tontonan sehat bagi generasi titanium--Reymund Levy akan menghadirkan lanjutan dari film Super Didi, berjudul "Asyiknya Liburan". Film yang rencananya bakal tayang di bioskop pada musim liburan sekolah tahun 2017 mendatang ini memiliki premis yang tak kalah seru, dengan konsep cerita petualangan. Wah, jadi nggak sabar ajak Shalom dan Glow untuk nonton film ini ^__^



WUJUDKAN GTI 4.0 BERSAMA WOWSaveID 
 
GTI 4.0 (Generasi Titanium Indonesia) diusung pertama kali oleh para pengagas dan pendiri WowSave ID, yakni:
  1. Sarlito Wirawan Sarwono - selaku pelindung
  2. Hermawan Kartajaya - pembina
  3. A. Kasandra Putranto 
  4. Tung Desem Waringin 
  5. Seto Mulyadi
  6. Arul Muchsen 
  7. Hoky Sugiarto 
  8. Arie Bekti Hastuari
  9. Reymund Levi
Selain itu, WOWSaveID juga menggandeng Kemendikbud; disusul BKKBN, Kementrian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak, Kominfo, serta Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.


ki-ka: Kak Arul, Ibu Arie, mbak Kasandra, mas Reymund Levy
Dok. KOPI

Bloggers KOPI bersama motivator kondang, Tung Desem Waringin.
Dok. KOPI

[penting gak penting] karena katanya saya cantik di foto ini... jadi ya dipajang saja lah ya :p
Dok. KOPI



2 komentar:

Ən Yeni Mahnı Sözləri 2 mengatakan...

berarti saya harus belajar banyak nih mbak, masih muda, harus mulai belajar sedikit tentang parenting juga, biar nanti siap jadi super daddy buat anak2

Sonya Tampubolon mengatakan...

:: Sabda Awal::
wah.. seneng deh klo anak muda punya kesadaran utk belajar parenting :) emang perlu bgt sebenernya! makasih udh mampir ke sini yaaa

Posting Komentar

Sudah baca artikel ini? Tinggalkan komentar ya... Thanks!